pendidikan merupakan Cara dan Konsep utama untuk mewujudkan cita cita dari seseorang. dengan pendidikan,seseorang mampu mendongkrak kualitas keilmuannya menjadi lebih tinggi.
Alquran diturunkan untuk membimbing umat manusia menjalankan hidup dengan berkualitas dan tentunya dapat lebih mulia. Adapun cara yang ditempuh agar bisa berhasil mencapai kualitas hidup dengan baik dan mulia adalah dengan mengembangkan pendidikan.
Dalam hadits riwayat Imam Muslim, dari Aisyah RA., "Sesungguhnya akhlak Rasulullah SAW adalah Alquran".
Akhlak atau pendidikan karakter merupakan fenomena kultur paling tua dalam sejarah kehidupan manusia. Semenjak manusia pertama, Adam dan Hawa - pendidikan karakter (Akhlak) sudah eksis, selama di surga keduanya sudah ditempa dengan pelajaran akhlak langsung dari Allah SWT.
Tak jarang diantara Pembaca masih ada yang bertanya, "Apa itu Pendidikan Karakter atau Akhlak? Ada beberapa penjelasan yang disampaikan oleh pakar pendidikan, seperti menurut beberapa pakar berikut ini.
T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral serta pendidikan akhlak. Dengan tujuan membentuk kepribadian seseorang agar menjadi manusia yang baik. Atau menjadi individu yang berbudi luhur yang senantiasa mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhannya, diri sendiri, sesama, lingkungan, bangsa dan negara, dan umumnya untuk dunia secara menyeluruh.
Menurut David Elkind dan Freddy Sweet Ph.D (2004), menjelaskan secara tertulis, "Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membuat seseorang faham, peduli, dan berbuat sesuai dengan nilai etika. Di saat pembaca berpikir tentang macam karakter yang diinginkan untuk sang buah hati, tentunya pembaca ingin mereka untuk bisa menilai mana hal yang benar, peduli dengan mana yang benar serta mengerjakan sesuatu yang mereka yakini itu benar, dan dalam menjalankan semua itu sang buah hati dihadapkan dengan tekanan dari luar dan godaan dari dalam."
dalam dakwatuna.commenceritakan bahwa
Setiap anak yang tumbuh dan berkembang, sebelum ia mengalami proses pendidikan di sekolah, sejatinya berasal dari rumah tempat ia menjalani hari-harinya bersama keluarga. Karena itu orangtualah yang memegang peran yang sangat penting dalam hal pendidikan anak, walaupun ada beberapa kondisi yang menyebabkan anak tidak bisa mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, seperti anak yatim piatu semenjak lahir, anak yang dibuang oleh orang tuanya dll. Tetapi dalam kondisi normal, orang tua merupakan pendidik anak yang pertama dan utama. Bahkan dalam Al-Qur’an serta Sunnah banyak sekali ditegaskan tentang pentingnya mendidik anak bagi para orang tua. Anak yang terdidik dengan baik oleh orang tuanya akan tumbuh menjadi anak yang pandai menjaga dirinya dari pengaruh buruk lingkungan, karena ia telah dibekali oleh ilmu tentang hidup dan kehidupan yang di dalamnya terdapat ilmu yang paling bermanfaat yaitu ilmu agama.
Banyak sekali sekolah-sekolah yang memfasilitasi kita untuk menjadi seperti apa yang kita cita-citakan walaupun tidak selalu terwujudkan, ingin menjadi dokter ada sekolahnya, ingin menjadi guru juga ada sekolahnya begitupun dengan Profesi lain. Tetapi adakah sekolah untuk menjadi orang tua? Padahal setinggi apapun karier kita dalam profesi tertentu, sejatinya kita akan tetap menjalani fitrah yang sama yaitu menjadi orang tua, walaupun tidak semua orang ditakdirkan Allah SWT untuk dapat memiliki anak, maka bersyukurlah bagi kita yang diamanahi Allah SWT anak-anak yang menjadi penyejuk mata dan harapan di masa yang akan datang.
Setiap orang tua harus senantiasa belajar tentang ilmu mendidik anak karena tidak ada Sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Tetapi banyak sekali yang dapat memfasilitasi hal itu jika kita bersungguh-sungguh ingin belajar menjadi orang tua yang baik, terutama di zaman ini dimana perkembangan ilmu dan teknologi begitu cepat dan mampu menembus ruang dan waktu. Orang tua yang memiliki bekal ilmu dalam mendidik anak akan sadar tentang pentingnya pendidikan anak sejak usia dini bahkan sejak anak masih berada di dalam rahim ibu, bahkan menurut penelitian, kondisi ibu saat hamil sangat mempengaruhi akhlak anak, bila ibu mampu menjaga diri dari makanan-makanan yang tidak halal dan juga perilaku-perilaku yang tidak terpuji Insya Allah anak yang lahir akan menjadi anak yang sholeh. Karena tidak ada bayi yang terlahir kecuali suci, namun ia mencontoh dari orang tua, tontonan televisi/media, guru dan lingkungan pergaulannya.
Peran Ayah
Selain faktor kondisi ibu, ada hal lain yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan anak sejak dini yaitu peran ayah yang merupakan patner ibu dalam membentuk generasi yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman. Sejak anak masih berada dalam kandungan, peran suami dalam memberi dukungan serta kasih sayang pada istrinya dapat mempengaruhi kondisi kehamilan, bayi yang berada dalam kandungan ibu pun harus diajak berinteraksi oleh ayah dan ibunya sebagai tahap awal dalam mendidik anak. Selain itu memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an juga terbukti dapat meningkatkan kecerdasan anak terutama kecerdasan emosi dan spiritual.
Dalam program Make Indonesia Strong from Home, seorang pemerhati anak yang biasa di panggil Ayah Edy, mengajak kita untuk membentuk masyarakat yang beradab dengan dimulai dari rumah kita masing-masing, dengan cara mendidik diri kita untuk menjadi orang tua yang dapat mendidik anak-anak kita secara benar, menjalankan kewajiban-kewajiban kita sebagai orang tua dan memberikan apa yang menjadi hak anak-anak kita. Ternyata banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah anak diantaranya kondisi rumah yang tidak harmonis dimana orang tua mereka tidak dapat menjadi tempat yang nyaman bagi mereka untuk mereka berbagi rasa. Bahkan tidak jarang dari mereka yang mendapat kekerasan dari orangtuanya baik itu secara fisik maupun secara psikis dan lebih memprihatinkan lagi diantara mereka pun mendapatkan kekerasan seksual dari orangtuanya.
Hal-hal itulah yang membuat karakter mereka menjadi cenderung senang berbuat kekerasan, karena merekapun dibesarkan dengan kekerasan, jadi ada semacam pelampiasan di mana mungkin mereka tidak dapat melampiaskannya kepada orang tua yang telah memperlakukan mereka dengan kekerasan maka mereka melampiaskannya kepada orang lain. Padahal Rasulullah adalah manusia yang bersikap lemah lembut terutama pada anak-anak.
Kekerasan yang di terima anak dari orang tuanya di rumah dapat menjatuhkan harga diri anak sehingga membuat mereka mencari penghargaan dari lingkungan di luar rumah terutama dari teman-teman. Mereka menjadi pribadi yang rapuh dan labil, mudah terpengaruh dan melakukan apapun agar mendapatkan pengakuan akan eksistensi mereka. Merokok agar dibilang hebat, bergabung dengan sebuah komunitas agar dibilang gaul, berpenampilan aneh agar di bilang trendy, hingga terjerumus dalam narkoba yang dianggap dapat membuat segala masalah mereka menjadi hilang, dan pergaulan bebas untuk mencari kasih sayang yang tidak mereka dapatkan di rumah kemudian akhirnya berzina untuk mendapatkan kenikmatan sesaat. Naudzubillah.
Lingkungan yang buruk membentuk anak menjadi seorang yang berkarakter buruk, menyelesaikan masalah dengan kekerasan, dan dengan kekerasan mereka menganggap masalah akan selesai padahal kekerasan yang dilakukan akan menimbulkan kekerasan yang lain. Sebagai contoh adalah kasus tawuran yang sekarang ini marak terjadi, kebanyakan pemicunya adalah kekerasan yang dilakukan baik itu berupa bullying yang diterima oleh seseorang baik itu berupa ejekan, hinaan, maupun kekerasan fisik yang berujung timbulnya rasa solidaritas dari komunitas orang itu untuk melakukan pembalasan terhadap apa yang dilakukan pada teman mereka kemudian terjadilah penyerangan yang selalu berkelanjutan. Andai mereka tahu bahwa kekerasan tidak pernah dapat menyelasaikan masalah bahkan hanya membuat masalah yang baru.